![]() |
interaksi harian antara masyarakat lokal dan struktur pemukiman serta aktivitas di kota pelabuhan awal VOC (musium nasianal) |
CimahiAktual.com - Kalimat “Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun” telah diajarkan di berbagai institusi pendidikan dan menjadi narasi umum yang diyakini banyak masyarakat Indonesia. Namun, sejumlah sejarawan ternama mengungkapkan bahwa fakta sejarah tersebut tidaklah sesederhana yang selama ini dipahami.
Menurut sejarawan terkemuka Prof. M.C. Ricklefs dalam bukunya A History of Modern Indonesia since c. 1200, serta didukung oleh analisis sejarah Adrian Vickers, pernyataan tentang 350 tahun penjajahan Belanda lebih bersifat simbolik daripada faktual.
Peran VOC: Perusahaan, Bukan Negara
Penjajahan diyakini dimulai sejak kedatangan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) ke Nusantara pada tahun 1602. Namun, VOC bukanlah pemerintah Belanda, melainkan perusahaan dagang swasta bersenjata yang memiliki kepentingan ekonomi.
![]() |
kondisi pekerja di pemukiman VOC, yang sering kali merupakan budak atau pekerja paksa, menunjukkan realitas sosial kala itu . |
“VOC hanya menguasai sebagian wilayah penting di pesisir seperti Batavia, Ambon, dan Banda. Wilayah lain masih dikuasai kerajaan-kerajaan lokal,” ungkap Dr. Iqbal Wibisono, sejarawan dari Universitas Indonesia.
Kekuasaan VOC berakhir ketika perusahaan ini bangkrut pada 1799. Setelah itu, wilayah kekuasaannya baru secara resmi diambil alih oleh pemerintah kolonial Belanda.
Belanda Tidak Pernah Menguasai Seluruh Wilayah
Meski kekuasaan berpindah ke tangan pemerintah kolonial Belanda, penguasaan terhadap seluruh wilayah kepulauan Indonesia tidak langsung terjadi. Perlawanan di Aceh, Bali, Borneo, hingga Papua berlangsung sengit selama puluhan tahun.
“Wilayah seperti Aceh baru dapat dikuasai penuh setelah perang panjang yang melelahkan. Bahkan, Papua dan beberapa wilayah timur masih menunjukkan perlawanan hingga awal abad ke-20,” jelas Dr. Iqbal.
Secara historis, Indonesia baru benar-benar dikuasai sepenuhnya oleh Belanda sekitar tahun 1910. Namun, pada 1942, Jepang masuk dan menduduki Indonesia selama 3,5 tahun.
![]() |
Peta Bantam/Batavia ( www.alamy.com ) |
Penjajahan Penuh Hanya 32 Tahun
Jika dihitung secara jujur, masa ketika seluruh wilayah Indonesia dikuasai oleh pemerintahan kolonial Belanda hanya berlangsung selama sekitar 32 tahun — dari 1910 hingga 1942. Fakta ini jauh berbeda dari klaim penjajahan selama 3,5 abad.
Menurut sejarawan Adrian Vickers dalam karyanya A History of Modern Indonesia, mitos 350 tahun penjajahan lebih tepat dipahami sebagai narasi perjuangan untuk membangkitkan semangat nasionalisme pada masa pergerakan kemerdekaan.
Kenapa Angka “350 Tahun” Masih Diajarkan?
Angka tersebut terus diwariskan sebagai bagian dari pendidikan sejarah nasional, terutama untuk menumbuhkan semangat perlawanan di tengah penjajahan.
“Angka itu lebih merupakan simbol ketahanan dan penderitaan bangsa, bukan hitungan kronologis yang presisi,” tegas Dr. Iqbal.
Namun, dengan semakin terbukanya akses terhadap literatur dan riset akademik, generasi muda diharapkan mampu memahami sejarah secara lebih kritis dan kontekstual.
Menghargai Perlawanan dan Keteguhan Bangsa
Pelurusan sejarah ini bukan dimaksudkan untuk meremehkan penderitaan rakyat Indonesia di masa penjajahan, tetapi justru untuk menyoroti keberanian, perlawanan, dan kekuatan yang dimiliki bangsa ini.
“Ketika kita memahami bahwa Belanda tidak pernah benar-benar menguasai sepenuhnya selama 350 tahun, kita akan lebih menghargai perjuangan rakyat di berbagai daerah yang terus menolak penjajahan,” pungkas Dr. Iqbal.
Sejarah tidak pernah sesederhana yang diajarkan di bangku sekolah. Fakta menunjukkan bahwa narasi penjajahan selama 350 tahun perlu ditinjau ulang dengan pendekatan ilmiah. Saatnya generasi masa kini mengenal sejarah dengan lebih jujur, bukan untuk menyalahkan masa lalu, tetapi untuk membangun masa depan yang lebih sadar dan kuat. (Red)
0 Komentar