![]() |
Wartawan Legend Cimahi “Teh Lin” |
Dikenal dengan sapaan akrab Teh Lin, perempuan kelahiran Cimahi, 26 November 1966 ini bukan sekadar penulis berbakat, tetapi juga wartawan tajam, guru berdedikasi, dan pegiat sosial yang memandang literasi sebagai alat pembebasan manusia. “Menjadi seorang guru tidak harus mengajar di sekolah, bisa di mana saja, karena esensi pendidikan itu adalah memanusiakan manusia,” ujarnya lembut namun tegas.
Jejak panjang Teh Lin di dunia jurnalistik dimulai sejak akhir 1980-an hingga awal 1990-an di Kota Bandung. Ia pernah berkarya sebagai wartawan di berbagai media ternama seperti Gala, Mangle, Harian Umum Mandala, dan juga berkontribusi di Radio Republik Indonesia (RRI) Bandung. Karya jurnalistiknya dikenal tajam, namun tetap menyentuh sisi kemanusiaan dan sosial.
Tak hanya di dunia pers, kiprahnya sebagai penulis juga meninggalkan jejak mendalam. Beragam karya tulis telah dihasilkan, mulai dari buku sastra, catatan pengalaman, hingga cerpen Sunda yang dimuat di media besar. Berikut beberapa karyanya yang dikenal luas:
-
Anakku (1990)
-
Analogi “Azimatku” (1993)
-
Analogi “Mah” (1993)
-
Lembur Kuring (1994)
-
Tentang Misteri 2 Tuyul, Catatan Si Sulung Misteri di dalam Pelukan (1987)
-
Bunga Rampai Jilid 1 (2024)
-
Bunga Rampai Jilid 2 (2025)
-
Rapuh (2025)
-
Di Bawah Langit Tanpamu (2024)
-
Trauma (2025)
-
Carpon Sunda di Mangle (1992)
-
Cerita Tentang Persib di Gala (1991)
![]() |
Wartawan Legend Cimahi “Teh Lin” |
Dedikasi dan semangatnya turut tercermin dalam kiprah sosialnya sebagai Ketua BPC Andalan Kelompok UPPKA (AKU) Cimahi periode 2024–2028. Melalui berbagai kegiatan pemberdayaan, ia mengajak masyarakat untuk menjadikan literasi sebagai budaya hidup.
“Literasi adalah api kecil yang jika dijaga, bisa menerangi sekeliling kita,” ungkapnya penuh makna.
Kini, kiprahnya menembus batas negara. Teh Lin tengah mengikuti Lomba Cipta Puisi 3 Serumpun di Kuala Lumpur, Malaysia, dalam rangka Festival Puisi Tiga Negara — Singapura, Malaysia, dan Indonesia — yang digelar Oktober ini, dengan tema “Persahabatan”.
Sosok Teh Lin menjadi bukti nyata bahwa dari Kota Cimahi, cahaya perubahan besar dapat lahir. Dengan ketekunan, komitmen, dan cinta terhadap literasi, ia membuktikan bahwa kata-kata mampu menyalakan semangat dan menyentuh banyak hati. Sebuah inspirasi dari Cimahi — untuk Indonesia, bahkan dunia.
0 Komentar