Aktual

Logika Mistika: Penjara Sunyi Pikiran Bangsa

logika mistika Tan Malaka

 Cimahi Aktual – Pemikiran Tan Malaka kembali relevan di tengah maraknya kepercayaan terhadap hal-hal irasional di masyarakat. Sang tokoh revolusioner pernah menegaskan bahwa bentuk penjajahan paling berbahaya bukanlah penguasaan wilayah, melainkan “penjajahan pikiran” yang ia sebut sebagai logika mistika. Pola pikir ini membuat seseorang mengandalkan hal gaib dan mengabaikan akal sehat, hingga berakibat pada ketidakberdayaan kolektif.

Dalam keseharian, fenomena tersebut terlihat jelas. Banyak orang lebih memilih mencari solusi lewat jalur mistik dibandingkan pendekatan rasional. Menurut Tan Malaka, kondisi ini membuat bangsa tampak dewasa tetapi berpikir seperti anak-anak—mudah percaya, sulit mempertanyakan. Lewat karya Madilog, ia berupaya membangun keberanian rakyat kecil untuk berpikir kritis, karena kemampuan berpikir bukanlah hak eksklusif kaum terpelajar, melainkan hak seluruh manusia.

Namun, kenyamanan yang ditawarkan logika mistika membuatnya tetap bertahan. Berpikir kritis itu melelahkan, dan kekuasaan menyadari bahwa masyarakat yang cerdas adalah ancaman. Ketidaktahuan massal pun menjadi alat untuk mempertahankan status quo. Kini, pola pikir irasional tersebut bahkan berkembang menjadi industri, dengan dukun, jasa supranatural, dan produk terkait yang menjelma menjadi komoditas menguntungkan.

Dampaknya terasa di berbagai sektor. Dalam kesehatan, sebagian masyarakat masih lebih percaya dukun daripada dokter. Di dunia pendidikan, kemampuan berpikir kritis kerap terabaikan. Dalam usaha, keputusan berbasis mitos membuat banyak peluang berlalu begitu saja. Sementara negara lain berlomba membangun teknologi, sebagian masyarakat kita masih terjebak dalam cerita horor dan mitos yang menenangkan tetapi menyesatkan.

Logika mistika menciptakan ketakutan untuk berbeda, bertanya, atau berpikir kritis. Padahal, menurut Tan Malaka, kemajuan dan revolusi hanya lahir dari keberanian berpikir. Di era informasi seperti sekarang, kemampuan memilah fakta adalah modal penting untuk memutus rantai penipuan dan manipulasi.

Tan Malaka melalui Madilog telah memberikan kunci keluar dari kegelapan cara berpikir. Kini, tugas masyarakat adalah memilih: terus nyaman dalam mitos, atau melangkah maju dengan keberanian menggunakan akal sehat. Sebuah keputusan yang akan menentukan masa depan bangsa. (Opini: Didin Tulus)

0 Komentar

Iklan Banner

Pasang Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close