![]() |
Dalam pertemuan tersebut, tampak pula kehadiran Rd. Eni Rukmini Sekarningrat, yang turut menyampaikan rasa hormat kepada Abah Kusnadi sebagai sesepuh yang telah mendedikasikan hidupnya untuk pelestarian seni bela diri khas tatar Sunda. Meski telah sepuh, Abah Kusnadi masih mengingat sejarah panjang Panglipur, masih mampu memperagakan gerakan, dan tetap menjadi rujukan banyak pesilat muda.
Sebagai maestro penca silat, Abah Kusnadi dikenal ahli dalam gerakan Si Pitung, Silat Cimande Bogor, Cimande, serta aliran Cikalong Cianjur. Keahliannya telah diwariskan kepada banyak murid, termasuk putranya Abah Umar yang kini telah berusia 70 tahun. Jejak keilmuan beliau terus berkembang lewat generasi penerus yang menghormati adat, etika, dan pakem Panglipur.
Sepanjang perjalanan hidupnya, Abah Kusnadi telah menerima berbagai penghargaan, di antaranya dari alm. Bapak Edi Nalapraya, tokoh besar IPSI, serta Dedi Mulyadi, saat itu menjabat sebagai Bupati Purwakarta sebelum kemudian menjadi sosok nasional.
Dalam video singkat yang ditunjukkan saat silaturahmi, Abah Kusnadi masih dapat memperagakan contoh gerakan Si Pitung, teknik gobang, hingga jurus golok dengan kelincahan yang mengesankan untuk usianya. Gerakan tersebut menjadi bukti nyata bahwa warisan budaya tak hanya tersimpan dalam ingatan, tetapi hidup melalui raga dan dedikasi para penjaganya.
"Marangga tingali gerakanna," ujar seorang warga dengan penuh takzim, menyaksikan bagaimana sang sesepuh tetap menjadi inspirasi.
Silaturahmi ini menjadi pengingat bahwa kearifan lokal dan warisan leluhur harus terus dirawat, dijaga, dan dipelajari. Abah Kusnadi adalah bukti bahwa budaya bukan sekadar cerita, melainkan napas kehidupan yang harus terus dijaga keberlangsungannya.(Red)

0 Komentar