![]() |
Abah Uum dan Neng Halimah (Keep Cimahi Beautifull Euy) |
Abah Uum, Ketua Komite Pengetahuan Teknologi dan Permainan Tradisional Cimahi (Petepertra), menegaskan pentingnya melestarikan permainan tradisional ini.
“Kaulinan barudak Sunda memiliki keunikan tersendiri dibanding permainan tradisional dari daerah lain. Permainan ini bersifat kolektif karena melibatkan banyak orang. Selain sebagai hiburan, kaulinan barudak juga sarat nilai sosial, pendidikan, dan kreativitas motorik. Menariknya, permainan ini memanfaatkan lahan yang luas sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi,” ungkap Abah Uum.
Sabtu (20/9/2025), Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi bersama Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC) menggelar Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) 2025 di Eco Wisata Cimenteng, Kelurahan Cipageran, Kota Cimahi.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, Komite Petepertra sukses mengadakan perlombaan kaulinan barudak yang ditujukan bagi anak-anak usia SD hingga SMP. Salah satu permainan yang paling menarik perhatian adalah Babalonan Sarung, permainan klasik yang sarat makna budaya dan nilai edukasi.
![]() |
Para Peserta Ceria dan Bahagia saat mulai permainan Sarung Babalonan (Kaulinan Barudak) |
“Babalonan Sarung awalnya merupakan cara orang tua zaman dulu mengenalkan sarung kepada anak-anaknya untuk dipakai beribadah ke masjid, khususnya menjelang Magrib,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sri Yuniarti panitia lainnya, memaparkan aturan main Babalonan Sarung.
“Setiap anak menyiapkan sarung, lalu kedua ujung sarung diikatkan di pinggang. Ujung lainnya dipegang, kemudian saat permainan dimulai, tangan diangkat membentuk huruf V. Anak-anak berlari ke arah yang berlawanan dengan hembusan angin hingga sarung mereka mengembang seperti balon,” terangnya.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari peserta maupun para pengunjung. Suasana penuh tawa dan semangat memenuhi area perlombaan, mencerminkan nilai kebersamaan yang menjadi ciri khas budaya Sunda.
Dengan tema “Keep Cimahi Beautiful Euy”, acara ini tidak hanya menghibur tetapi juga menjadi langkah nyata dalam menjaga dan memperkenalkan kembali kekayaan budaya lokal kepada generasi muda.
Liputan Lapangan: Virgi Ali
Penulis: Virgi Ali
Editor: Ghaza
0 Komentar