Aktual

SLBN A Citeureup Cimahi Gelar Sesi Inspiratif Bersama Liya Dinnia, S.Psi: “Mencintai Anak Apa Adanya, Bukan Ada Apanya”

 

Liya Dinnia, S.Psi.

 CIMAHI, CimahiAktual.com – Upaya menciptakan lingkungan pengasuhan yang sehat dan penuh cinta telah diperkuat melalui seminar bertajuk “Mencintai Anak Apa Adanya, Bukan Ada Apanya” yang diselenggarakan di Aula SLBN A Citeureup Kota Cimahi. Kegiatan ini dipandu oleh Liya Dinnia, S.Psi., atau yang akrab disapa Teh Liya, seorang praktisi psikologi anak yang telah lama dikenal karena pendekatannya yang humanis dan penuh kasih.

Kegiatan ini telah dihadiri oleh para guru, komite sekolah, serta orang tua siswa yang tampak sangat antusias. Diskusi yang interaktif dan penuh inspirasi telah berhasil menciptakan suasana edukatif yang membangun.

Dalam paparannya, Teh Liya menyampaikan bahwa pendekatan dalam pengasuhan anak harus didasari oleh pemahaman terhadap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek ini telah dijelaskan secara rinci agar para orang tua dapat menerapkannya dengan lebih efektif dalam keseharian.

Kegiatan acara parenting

Disampaikan pula bahwa Taksonomi Bloom dapat dijadikan sebagai pijakan dalam membimbing anak, khususnya untuk mengembangkan cara berpikir kritis dan kreatif. Dengan metode ini, pembelajaran dalam rumah tidak hanya akan fokus pada hasil, tetapi juga pada proses tumbuh kembang yang berimbang secara emosional dan intelektual.

Disampaikan pula bahwa Taksonomi Bloom dapat dijadikan sebagai pijakan dalam membimbing anak, khususnya untuk mengembangkan cara berpikir kritis dan kreatif. Dengan metode ini, pembelajaran dalam rumah tidak hanya akan fokus pada hasil, tetapi juga pada proses tumbuh kembang yang berimbang secara emosional dan intelektual.

Peserta kegiatan dan komite

Teh Liya juga menekankan bahwa anak perlu dicintai secara ikhlas, tanpa syarat, serta dipahami sebagai individu dengan keunikan masing-masing. Ditekankan bahwa pendekatan berbasis cinta dan kasih sayang perlu dihadirkan dalam interaksi orang tua dengan anak, sehingga tercipta hubungan yang hangat dan saling menghargai.

Dalam menghadapi kenakalan anak, disarankan agar orang tua tetap menjelaskan dengan tenang, bukan dengan amarah. Penanaman nilai moral juga disebut harus berlandaskan ajaran agama dan contoh nyata dari orang tua itu sendiri.

Konsep “saling merasa dan saling mengerti” menjadi pesan utama yang ingin disampaikan dalam seminar ini. Empati dari orang tua dinilai sebagai kunci dalam membangun anak yang tangguh secara sosial dan emosional.

Antusiasme peserta tampak dari sesi tanya jawab yang berlangsung dinamis. Salah satu orang tua siswa, Isma Muslimah, S.Pd, ibu dari Muhammad Alfaro Shidiq (kelas 3D), mengungkapkan bahwa wawasan yang disampaikan sangat mudah dicerna dan relevan dalam kehidupan sehari-hari.

“Diskusi ini sangat membuka cara pandang saya dalam mendampingi anak. Sangat bermanfaat dan mudah dipahami,” ungkapnya dengan penuh semangat.

Senada, Ketua Komite SLBN A Citeureup, Agung, yang juga ayah dari Khairunnisa Azzahra, mengapresiasi terselenggaranya kegiatan tersebut sebagai langkah nyata dalam membangun generasi inklusif yang berkarakter.

“Ini adalah bentuk kepedulian sekolah terhadap kualitas pengasuhan di rumah. Kami sangat mendukung,” ujar Agung.

Melalui kegiatan seperti ini, harapan besar telah ditanamkan bahwa setiap anak, khususnya anak berkebutuhan khusus, layak dicintai dengan tulus dan dibesarkan dalam pelukan kasih sayang yang tidak bersyarat.

Penulis : Virgi Ali



0 Komentar

Posting Komentar
Pasang Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close