Aktual

Closing Pekan Kebudayaan Cimahi 2025, Ahmad Nuryana, Pemerintah Wajib Melestarikan Budaya

Kepala Dinas ,Disbudparpora Kota Cimahi, Drs, Ahmad Nuryana
 Cimahi, Cimahi Aktual – Malam penutupan Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) 2025 di Eco Wisata Cimenteng, Kelurahan Cipageran, Kota Cimahi, pada Sabtu (20/9/2025), berhasil memikat perhatian ratusan pengunjung. Pertunjukan wayang golek yang dibawakan oleh dalang Opick Sunandar S dari Mekar Arum’2 Bandung menjadi puncak acara yang menghadirkan nostalgia budaya Sunda yang penuh pesan moral.

Pembukaan sesi malam PKD secara resmi dilakukan oleh Kepala Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi, Drs. Ahmad Nuryana. Dalam sambutannya, Kang Ahmad – sapaan akrabnya – menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya PKD tahun ini.

“Terima kasih kami sampaikan kepada semua elemen masyarakat, khususnya para seniman dan budayawan Kota Cimahi yang konsisten melestarikan budaya lokal. Begitu pula para pelaku UMKM yang menjadi bagian penting dari program pemerintah berkelanjutan. Pemerintah berkewajiban menjaga dan melestarikan warisan budaya kita,” ungkapnya.

Turut hadir dalam pembukaan acara malam itu Kapolsek Cimahi, Kompol Donny Irawan, yang memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan yang sarat nilai budaya tersebut.

Wayang Golek, Tontonan yang Menjadi Tuntunan

Closing PKD 2025 Cimahi dengan Pertunjukan Wayang Golek , Budaya Sunda
Pertunjukan wayang golek menghadirkan tokoh legendaris Cepot, yang sukses mengundang gelak tawa sekaligus renungan dari para penonton. Kisah yang disajikan bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga mengandung pesan moral mendalam yang relevan dengan kehidupan masa kini.

Kepala Seksi Disbudparpora Kota Cimahi , Ares Rudiansyah , Seniman dan Budayawan
Menurut Kepala Seksi Disbudparpora yang juga seniman dan budayawan Cimahi, Ares Rudiansyah, S.Pd, wayang golek memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai luhur budaya Sunda.

“Wayang golek bukan sekadar tontonan, tetapi juga tuntunan. Lewat karakter seperti Cepot, kita bisa belajar tentang nilai hidup dengan cara yang menghibur dan dekat dengan masyarakat,” jelasnya.

Pementasan ini diakhiri dengan monolog tokoh Semar, yang memberikan nasihat penuh makna:
"Anu nyuprih kabeneran, sanes sok mere atikan, tapi heula kudu bisa nyonto kahadean."
(Yang mencari kebenaran bukan hanya pandai memberi nasihat, tetapi juga harus mampu memberi teladan kebaikan).

Kalimat tersebut disambut tepuk tangan meriah dari penonton, menjadi penutup yang mengesankan bagi seluruh rangkaian PKD 2025.

Budaya yang Tetap Relevan, Disukai Generasi Muda

Selama sepekan penyelenggaraan, PKD Cimahi 2025 menampilkan beragam potensi seni dan budaya lokal, mulai dari tari tradisional, pameran kerajinan tangan, hingga kuliner khas Sunda. Antusiasme masyarakat tetap tinggi, meski acara digelar di ruang terbuka.

Banyak pengunjung membawa serta anak-anak mereka, memperkenalkan budaya tradisional sejak usia dini. Hal ini menjadi bukti bahwa warisan budaya bukanlah sesuatu yang usang, melainkan ruang dialog lintas generasi yang terus hidup dan berkembang.

Dengan penutupan yang begitu hangat dan penuh makna, Pekan Kebudayaan Daerah Cimahi 2025 berhasil menunjukkan bahwa budaya Sunda tidak hanya bertahan, tetapi juga semakin dicintai.

Liputan Lapangan: Virgi Ali
Penulis: Virgi Al
Editor: Ghaza

0 Komentar

Iklan Banner

Pasang Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close