Aktual

Dikenal sebagai ‘Otak Kedua’, Saluran Cerna Diungkap Berperan Besar dalam Kesehatan Mental dan Imun Tubuh

 

Foto Mikrobiota Usus (visualisasi 3D atau mikroskopis)

Jakarta, Cimahi Aktual.com — Dalam dunia medis modern, saluran cerna tak lagi hanya dianggap sebagai jalur pencernaan makanan. Melalui berbagai penelitian ilmiah, organ ini telah dikenal luas sebagai "otak kedua", berkat peran vitalnya dalam sistem saraf, kekebalan tubuh, dan bahkan kesehatan mental.

Sebutan “otak kedua” pertama kali diberikan setelah ditemukan bahwa saluran cerna memiliki sistem saraf independen yang disebut enteric nervous system (ENS). Sistem ini terdiri dari lebih dari 100 juta neuron—jumlah yang hampir setara dengan yang ditemukan di sumsum tulang belakang manusia. Dengan kemampuan untuk mengontrol pencernaan secara otomatis, sistem ini memungkinkan gerakan usus, pelepasan enzim, serta deteksi zat beracun tanpa perlu instruksi langsung dari otak.

Penelitian yang dilakukan di beberapa pusat medis dunia telah menunjukkan bahwa sekitar 90% hormon serotonin diproduksi di dalam usus. Hormon ini dikenal luas sebagai zat kimia yang berperan dalam pengaturan suasana hati dan emosi. Oleh karena itu, gangguan pada sistem pencernaan sering dikaitkan dengan kondisi seperti depresi, kecemasan, dan gangguan tidur.

Infografis Sistem Saraf Usus

Selain itu, keseimbangan mikrobiota usus telah dianggap sebagai salah satu faktor penting dalam menjaga kekebalan tubuh. Dalam studi yang dilakukan di Eropa dan Amerika Serikat, gangguan mikrobioma telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit autoimun, peradangan kronis, serta penurunan fungsi kognitif.

Pola makan, gaya hidup, dan stres diketahui turut memengaruhi kesehatan usus. Makanan tinggi serat, prebiotik, serta konsumsi probiotik secara teratur telah direkomendasikan oleh para ahli untuk membantu menjaga keseimbangan mikrobiota. Bahkan, terapi berbasis bakteri usus kini sedang dikembangkan untuk menangani gangguan kecemasan dan autisme.

“Komunikasi antara usus dan otak tidak hanya berlangsung melalui sistem saraf, tetapi juga melalui sinyal kimia dan hormonal,” jelas seorang peneliti dari Harvard Medical School. “Gangguan kecil pada mikrobiota usus telah terbukti bisa memengaruhi suasana hati dan perilaku seseorang.”

Perkembangan terbaru ini telah mendorong diterapkannya pendekatan medis yang lebih holistik, di mana pasien gangguan mental juga diperiksa kondisi ususnya. Klinik dan rumah sakit di berbagai negara telah mulai mengintegrasikan evaluasi saluran cerna dalam protokol perawatan psikiatri.

Dengan semakin banyaknya temuan yang membuktikan hubungan antara usus dan otak, para dokter dan peneliti mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan pencernaan. Pemahaman bahwa saluran cerna bukan hanya tempat mencerna makanan, tetapi juga pusat pengatur sistem tubuh, telah membuka cakrawala baru dalam dunia kesehatan.***(ghaza)***

0 Komentar

Posting Komentar
Pasang Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close