Cimahi, Cimahi Aktual — Kemajemukan masyarakat Kota Cimahi menjadi salah satu ciri khas yang memperkaya ragam budaya dan kesenian yang tumbuh dan berkembang di kota ini. Keberagaman tersebut berpijak kuat pada budaya Sunda yang telah menjadi jati diri masyarakat Cimahi.
Salah satu tokoh penting yang menjadi simbol kebangkitan seni dan budaya di Kota Cimahi adalah Ares Rudiansyah, S.Pd, atau yang akrab disapa Kang Ares. Ia adalah seorang guru, seniman, sekaligus budayawan yang lahir di Kota Bogor pada 26 Juli. Sejak kecil, Kang Ares telah menunjukkan ketertarikannya pada dunia seni. Saat duduk di bangku SD Negeri Mekarsari IV Cimanggis, Depok, benih-benih kecintaannya terhadap seni mulai tumbuh. Ketertarikan itu terus berkembang saat ia melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Cimanggis, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menekuni dunia seni secara serius dengan hijrah ke Bandung pada tahun 2001.
Kang Ares menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), yang kini dikenal sebagai SMKN 10 Bandung. Di sana, ia mendalami seni karawitan dan pedalangan, dan lulus pada tahun 2004. Untuk memperdalam pengetahuannya, ia melanjutkan studi ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Seni Tari, Drama, dan Musik (Sendratasik), dan berhasil menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan pada tahun 2009.
Segudang Prestasi di Dunia Seni dan Budaya
Kiprah Kang Ares di dunia seni, khususnya karawitan, telah menghasilkan segudang prestasi. Pada tahun 2004, ia terpilih sebagai Duta Seni se-Jawa dan Bali mewakili Jawa Barat dalam sebuah festival seni di Surakarta, Jawa Tengah. Kariernya terus menanjak hingga mengantarkannya menjadi Duta Seni Indonesia di berbagai negara seperti Singapura, Jepang, Tiongkok, Australia, serta berbagai negara di benua Afrika, Eropa, dan Amerika Serikat.
Tak hanya dalam seni tradisional, Kang Ares juga berkiprah di dunia musik modern. Ia turut berkontribusi sebagai pemusik dalam film layar lebar "Garasi" (2005) serta sinetron "Bintang" di RCTI. Ia juga terlibat dalam ajang Mother Award di Singapura tahun 2006 sebagai musisi pendukung.
Aktif di Dunia Penyiaran dan Televisi
Kang Ares juga aktif di dunia penyiaran. Ia pernah menjadi penyiar di Hard Rock FM Bandung dalam program “Dongeng Urban” pada tahun 2005. Ia juga beberapa kali tampil sebagai bintang tamu di berbagai acara televisi, seperti “Indonesia Pagi” di Kompas TV (2015), “Buah Hatiku Sayang” di TVRI Nasional (2015), dan “Judika Night” di Trans TV (2016). Tak hanya itu, ia juga menjadi host dalam acara Talk Show Sunda “Montekar” di AK TV Cimahi (2017–2019).
Dedikasi terhadap Regenerasi dan Kebangkitan Seni Lokal
Berbekal pengalaman dan pemikiran kreatifnya, Kang Ares mendirikan grup ansambel kontemporer “Sakatalu” sejak tahun 2010 hingga sekarang. Melalui grup ini dan juga perannya sebagai guru di SMAN 3 Cimahi (2009–2012), ia aktif menyalurkan ilmu dan nilai-nilai seni kepada generasi muda. Tujuannya adalah mencetak generasi yang berpikir kritis, inovatif, dan kreatif.
Dalam ranah sosial dan budaya, Kang Ares dikenal sebagai tokoh yang mampu “memecah keheningan nalar” masyarakat Cimahi. Ia menyadari bahwa banyak seniman asal Cimahi yang berkarya di luar kota. Melalui inisiasi bersama Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi, ia menggagas acara “Balik Heula Ka Cimahi” pada tahun 2019. Acara ini menjadi momentum penting untuk membangkitkan gairah seni di kalangan seniman asal Cimahi yang telah sukses secara nasional, seperti Sule Sutisna, para aktor Preman Pensiun, Naff, The Lyris, Rizky Febian, Yura Yunita, dan masih banyak lagi.
Kang Ares tidak hanya menyampaikan karya seni, tetapi juga menyuarakan semangat perubahan dan kebangkitan seni lokal sebagai identitas kota. Melalui ide-ide inovatifnya, Cimahi mulai kembali bergeliat sebagai kota yang tidak hanya berkembang secara fisik, tetapi juga kaya secara kultural dan spiritual.***(virgi ali)***
0 Komentar